Pis Bolong
Manage episode 311816319 series 3188979
Pis bolong atau uang kepeng hingga saat ini masih digunakan oleh masyarakat Bali, terutama sebagai pelengkap upacara. Uang kepeng dalam upacara keagamaan berfungsi sebagai sesari, pengurip-urip dan berperan sebagai simbol.
Ni Komang Ayu Astiti dari sebuah artikel berjudul “Uang Kepeng Sepanjang Masa: Perspektif Arkeologi Dan Ekonomi Kreatif Di Provinsi Bali” yang dipublikasikan dalam Forum Arkeologi, Volume 27, Nomor 1 tahun 2014 menuliskan bahwa Pis bolong atau uang kepeng telah digunakan sebagai alat pembayaran di Bali sejak abad ke-10 Masehi. Data ini diperkuat dengan adanya temuan uang kepeng pada situs-situs arkeologi di seluruh Nusantara, khususnya situs-situs arkeologi Bali terutama pada situs-situs pemujaan atau bangunan-bangunan suci.
Menurut Komang Ayu Astiti, berdasarkan mitos, uang kepeng dibawa ke Bali abad ke-11 Masehi oleh Tang Ci Keng seorang putri Cina dari Dinasti Song yang menikah dengan Raja Bali Sri Jaya Pangus. Namun kenyataannya di Bali banyak ditemukan uang kepeng yang berasal dari sebelum abad ke-11 Masehi. Hal ini menunjukan sudah ada kontak atau hubungan dengan Cina yang diperkirakan melalui jalur perdagangan. Menurut berita dari Dinasti Tang, pada abad ke-7 Masehi di Bali telah beredar uang kepeng Cina yang diduga pada awalnya sebagai alat tukar.
Uang kepeng yang beredar di Bali terus mengalami perkembangan, sehingga dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, uang kepeng asli Cina, Jepang, dan Vietnam yang berisi tulisan huruf kanji. Kedua, uang kepeng lokal Nusantara yang berhuruf Jawa Kuno, berhuruf Arab, dan berhiaskan bentuk wayang atau flora lokal. Ketiga, uang kepeng masa kini atau tiruan.
--- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/muliarta/message54 episoder